The U.S. Geological Survey (USGS) has compiled a geodatabase containing mineral-related geospatial data for 10 countries of interest in Southwest Asia (area of study): Afghanistan, Cambodia, Laos, India, Indonesia, Iran, Nepal, North Korea, Pakistan, and Thailand. The data can be used in analyses of the extractive fuel and nonfuel mineral industries and related economic and physical infrastructure integral for the successful operation of the mineral industries within the area of study as well as the movement of mineral products across domestic and global markets. This geodatabase reflects the USGS ongoing commitment to its mission of understanding the nature and distribution of global mineral commodity supply chains by updating and publishing the georeferenced locations of mineral commodity production and processing facilities, mineral exploration and development sites, and mineral commodity exporting ports for the countries in the area of study. The geodatabase contains data feature classes from USGS, foreign governmental, and open-source sources as follows: (1) mineral production and processing facilities, (2) mineral exploration and development sites, (3) mineral occurrence sites and deposits, (4) undiscovered mineral resource tracts for copper, phosphate, and potash, (5) coal occurrence areas, (6) electric power generating facilities, (7) electric power transmission lines, (8) liquefied natural gas terminals, (9) undiscovered, technically recoverable conventional and continuous hydrocarbon resources (by USGS geologic province), (10) cumulative production and recoverable conventional resources (by oil- and gas-producing nation), and (11) major mineral exporting maritime ports.

Mineral resource occurrence data covering the world, most thoroughly within the U.S. This database contains the records previously provided in the Mineral Resource Data System (MRDS) of USGS and the Mineral Availability System/Mineral Industry Locator System (MAS/MILS) originated in the U.S. Bureau of Mines, which is now part of USGS. The MRDS is a large and complex relational database developed over several decades by hundreds of researchers and reporters. While database records describe mineral resources worldwide, the compilation of information was intended to cover the United States completely, and its coverage of resources in other countries is incomplete. The content of MRDS records was drawn from reports previously published or made available to USGS researchers. Some of those original source materials are no longer available. The information contained in MRDS was intended to reflect the reports used as sources and is current only as of the date of those source reports. Consequently MRDS does not reflect up-to-date changes to the operating status of mines, ownership, land status, production figures and estimates of reserves and resources, or the nature, size, and extent of workings. Information on the geological characteristics of the mineral resource are likely to remain correct, but aspects involving human activity are likely to be out of date.

Our Asia Point of Interest (POI) data supports various location intelligence projects and facilitates the development of precise mapping and navigation tools, location analysis, address validation, and much more. Gain access to highly accurate, clean, and Asia scaled POI data featuring over 44 million verified locations across 13 countries. We have been providing this data to companies worldwide for 30 years.

• Develop mapping and navigation tools and software.
• Identify new areas and locations suitable for business development.
• Analyse the presence of competitors and nearby populations.
• Optimize routes to enhance delivery efficiency.
• Evaluate property values based on nearby infrastructure.
• Support disaster management by identifying high-risk areas.
• Promote your products and services using geotargeting strategies.

Our use cases demonstrate how our data has been beneficial and helped our customers in several key areas: 1. Gaining a Competitive Edge: Utilize point of interest (POI) data to analyse competitors, identify high-opportunity areas, and attract more customers. 2. Enhancing Customer Journeys: Leverage location intelligence to provide personalized, real-time recommendations that boost customer engagement. 3. Optimizing Store Expansion: Select the most profitable locations by analysing foot traffic, demographics, and competitor insights. 4. Streamlining Deliveries: Improve fulfilment accuracy through address validation, reducing failed shipments and increasing customer satisfaction. 5. Driving Smarter Campaigns: Use geospatial insights to effectively target the right audiences, enhance outreach, and maximize campaign impact.

Data Geospasial Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau Geodata, adalah set data geospasial Perserikatan Bangsa-Bangsa di seluruh dunia. Data Geografis PBB disediakan untuk memfasilitasi penyiapan materi kartografi di PBB, termasuk geometri, atribut, dan label untuk memfasilitasi penggambaran dan penamaan fitur geografis yang memadai untuk penyiapan peta sesuai dengan kebijakan dan praktik PBB. Dataset geospasial mencakup poligon/area negara (BNDA_simplified). Lihat halaman ini untuk mengetahui informasi selengkapnya.

JUMLAH DATA GEOSPASIAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL SESUAI DENGAN STANDAR KATALOG UNSUR GEOGRAFI INDONESIA (KUGI) TAHUN 2023

Dataset ini berisi mengenai data geospasial pantauan bencana di Indonesia Penjelasan mengenai Variabel pada Dataset ini: Variabel di sini bervariasi bergantung pada tipe bencana yang ada. Bisa merujuk pada data set bencana spesifik untuk penjelasan lebih detil

Jumlah data geospasial menurut produsen data. Angka yang tertera merupakan perhitungan otomatis oleh sistem.

PERPRES NOMOR 27 TAHUN 2014 - JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL

Informasi geospasial Tematik Area Genangan Banjir LAPAN, diproduksi oleh Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, Kedeputian Informasi Geospasial Tematik.

Data Perekaman Gayaberat diperoleh dari Jaring Kontrol Geodesi berupa sebaran Titik Kontrol Geodesi (TKG) yang merupakan realisasi dari Sistem Referensi Geospasial Indonesia(SRGI). TKG adalah posisi di muka bumi yang ditandai dengan bentuk fisik tertentu yang dijadikan sebagai kerangka acuan posisi, mencakup posisi horizontal, posisi vertikal, dan nilai gayaberat. TKG dikelola oleh Badan Informasi Geospasial oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG). Metadata dibuat pada tahun 2024.

Peta Ruang Udara Indonesia yang terdiri yang terdiri dari informasi lateral dan vertikal dari FIR, CTR, ATZ, TMA dan military area yang ada di Indonesia

Peta Rupabumi Skala 1:250.000 ini merupakan peta digital Rupabumi hasil pekerjaan Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT)-Badan Informasi Geospasial. Volume pekerjaan ini meliputi seluruh wilayah Indonesia, Data ini dapat digunakan untuk pemenuhan peta dasar berupa Infrastruktur atau prasarana transportasi perkeretaapian skala 1:250.000 yang direpresentasikan sebagai simbol line(Line-LN).

Data Anomali Gayaberat diperoleh dari Jaring Kontrol Geodesi berupa sebaran Titik Kontrol Geodesi (TKG) yang merupakan realisasi dari Sistem Referensi Geospasial Indonesia(SRGI). TKG adalah posisi di muka bumi yang ditandai dengan bentuk fisik tertentu yang dijadikan sebagai kerangka acuan posisi, mencakup posisi horizontal, posisi vertikal, dan nilai gayaberat. TKG dikelola oleh Badan Informasi Geospasial oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG). Metadata dibuat pada tahun 2024.

Informasi geospasial Tematik Potensi Bencana Sulbar, diproduksi oleh Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, Kedeputian Informasi Geospasial Tematik.

Peta Rupabumi Skala 1:5.000 ini merupakan peta digital rupabumi hasil pekerjaan oleh Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT)-Badan Informasi Geospasial. Volume pekerjaan ini meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:5.000 ini merupakan peta digital rupabumi hasil pekerjaan oleh Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT)-Badan Informasi Geospasial. Volume pekerjaan ini meliputi seluruh wilayah Indonesia dan telah di dipublikasikan pada tanggal 27-Nop 2019.

Peta Rupabumi Skala 1:25.000 ini merupakan peta digital rupabumi hasil pekerjaan oleh Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT)-Badan Informasi Geospasial. Volume pekerjaan ini meliputi seluruh wilayah Indonesia dan telah di dipublikasikan pada tanggal 27-Nop 2019.

Data Pasang Surut adalah Data tentang naik turunnya permukaan laut yang direkam oleh sensor pasang surut yang dipasang di stasiun pasang surut. Data pasang surut didapatkan dari beberapa jenis sensor seperti sensor pelampung, tekanan dan radar. Data ini dikelola oleh Badan Informasi Geospasial - Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG). Metadata dibuat pada tahun 2024.

Geoid merupakan bidang ekipotensial medan gayaberat bumi yang secara matematis berhimpit dengan muka air laut rata-rata global. Geoid terbentuk akibat variasi gayaberat bumi sehingga diperlukan data gayaberat yang memadai dan melingkupi seluruh wilayah di dunia untuk dapat menghasilkan geoid yang ideal. Data ini dikelola oleh Badan Informasi Geospasial - Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG). Metadata dibuat pada tahun 2024.

Peta Rupabumi Skala 1:1.000.000 ini merupakan peta digital Rupabumi hasil pekerjaan Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT)-Badan Informasi Geospasial. Volume pekerjaan ini meliputi seluruh wilayah Indonesia, Data ini dapat digunakan untuk pemenuhan peta dasar berupa Infrastruktur atau prasarana transportasi perkeretaapian skala 1:1.000.000 yang direpresentasikan sebagai simbol line(Line-LN).